Selasa, 12 Mei 2009

Di Antara Puing

Bulan meluruhkan selubung kabut di atas kebun" Kota Matahari, dan kesunyian menyapu semua kejadian. Kerajaan pecundang melihat ancaman laksana menghadapi monster yang mencemooh.

Pada saat itu dua hantu bagai kepulan asap yang muncul dari birunya danau, duduk pada sebuah pilar pualam memenungkan pandangan laksana alam gaib. Salah satu dari mereka mendongakkan kepalanya, dan dengan suara berkumandang yang menggema, dan berkata :

" Inilah bekas kuil-kuil yang kubangun untuk anakku, kekasihku, dan inilah reruntuhan kerajaan yang ku dirikan demi kebahagianmu. Sudah cukup sia-sia itu untuk mengenali sebuah bangsa tempat dimana kucurahkan hidup dan kuberdayakan kelemahan demi kemegahannya.

" Pikirkan dan renungkanlah, kekasihku, pada unsur-unsur yang memberikan kemenangan atas kotaku, dan pada Sang Waktu yang begitu meremehkan usaha-usahaku.

" Pelupaan telah menenggelamkan kerajaanku, dan kekosongan telah menyisakan zarah-zarah cintaku. Itu tak bisa kupungkiri. Dalam kemeriahan cintamu keiondahanmu pun tercipta.

" Manusia bercerita tentang aq, 'Apa dia seorang raja bijak!' Malaikat-malaikat berkata,'Bagaimanapun hal yang sepele adalah kebijaksanaannya.' Namun malaikat-malaikat bergembira ketika aq menemukanmu, kekasihku, dan menyanyikan lagu Cinta dan kerinduan untuk mu, meskipun manusia mendengarkan tanpa catatan-catatan dari himneku..

" Hari-hari dari kekuasaan adalah rintangan pemahamanku tentang Cinta dari keindahan kehidupan, namun ketika aq melihatmu, Cinta bangkit dan membongkar rintangan-rintangan itu, dan aq meratapi kehidupan yang aq lewatkan, dan menganggap segala sesuatu dibawah matahari adalah kesia-siaan.

" Namun ketika kematian tiba, dia menguburkan senjata-senjata mematikan dalam bumi dan membawa cintaku pada Tuhan."

Dan hantu yang lain berkata, "Laksana bunga memperoleh kehidupan dan bau aroma dari bumi, sehingga jiwa-jiwa dapat menyadap kebijakasanaan dan kekuatan dari kelemahan dan kesalahan keadaan."

Kemudian keduanya melemburkan menjadi satu dan pergi, sambil berkata:

"Keabadian tak menyimpan

Apa-apa kecuali Cinta

Karena Cinta adalah Keabadian

itu sendiri"





4 komentar:

  1. hmm... ini tulisan sapa ?!?!?!?!

    BalasHapus
  2. Bagi rekan pelaku dan pemerhati P2KP yang ingin mengirimkan tulisan partisipatif, silakan kirim berita/artikel/cerita/feature terkait kegiatan P2KP dan KBP ke Redaksi:

    redaksi@pnpm-perkotaan.org.

    BalasHapus
  3. uda beres lom pic na??? kek gtu??? atoo..?!?!?!

    BalasHapus